News Update :

Kamis, 31 Oktober 2013

coba-coba jadi Trainer

Tips Menjadi Trainer

Beberapa tips berikut bisa membantu:

•  Banyak membaca dan belajar, baik dari teori maupun pengalaman
Kapanpun dan di manapun seorang trainer harus terus belajar. Sebab bagaimanapun juga seorang trainer adalah seorang guru. Bagaimana mungkin seseorang bisa mengajarkan sesuatu kalau dia sendiri tidak tahu dan tidak mau belajar?
•  Miliki niat yang benar
Menjadi trainer berarti menjadi orang yang menyeru kepada kebaikan dan melarang dari perbuatan buruk dan akhlaq yang tercela. Menjadi trainer bukanlah untuk menjadi idola yang popular dan dipuji banyak orang.
•  Percaya Diri & Mampu Menghargai
Seorang trainer harus memandang baik, benar dan positif terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kalau hanya memandang positif terhadap diri sendiri namun tidak mampu memandang positif terhadap orang lain, seorang trainer bisa terjerumus ke dalam arogansi dan kesombongan.
•  Selalu Siap
Apapun yang terjadi seorang trainer harus siap. Matinya listrik, kekurangan fasilitas, peserta yang tidak antusias, tempat yangtidak representative, ataupun hal-hal di luar perencanaan serta kendala lain harus siap diha dapi. Sebelum training, trainer dapat merencanakan training, mempersiapkan diri, materi serta hal-hal pendukung lainnya dengan baik. Kalau perlu dia melakukan role play atau semacam gladi resik. Akan tetapi dia tidak boleh kaku pada rencana. Ia harus siap dan fleksibel jika ternyata fakta di lapangan tidak sesuai rencana. Akan tetapi jika tidak ada kendala di luar perencanaan dan training diselenggarakan sesuai rencana maka hasilnya akan lebih bagus.
•  Memahami kebutuhan training
Training Needs Analysis diperlukan guna mengidentifikasikan kebutuhan training. Caranya bisa dilakukan dengan wawancara, kuesioner, diskusi (FGD), observasi ataupun cara lainnya. Intinya adalah menemukan gap antara knowledge, skill, ability (KSA) yang diinginkan dengan KSA yang terjadi di lapangan. TNA adalah salah satu kunci kualitas training.
•  Memahami peserta training (demografi, senioritas, pendidikan, usia, jumlah, latar belakang, jenis kelamin, dsb)
Perhatikan juga masalah budaya, agama dan nilai-nilai peserta. Metode  dan materi sangat tergantung pada siapa materi itu ditujukan. Memahami peserta juga bisa lebih mendekatkan diri pada peserta, menumbuhkan kepercayaan, kehangatan dan antusiasme.
•  Mengenal medan dan memilih metode (cara menyampaikan) yang tepat
Medan yang dimaksud adalah TNA, peserta, situasi, kondisi dan hal-hal terkait lainnya. Metode (how) sangat tergantung dari medan.
•  Memberi kesan pertama yang baik. Sapa dan senyum ^ ^. Kenalan yang berkesan.
•  Beri kontak mata yang ramah, proporsional dan tidakberlebihan
Beri tatapan ke semua peserta dari kanan ke kiri secara adil dan proporsional. Jangan focus pada satu tatapan perhatian saja. Jika takut menatap mata, tatap daerah T di antara kedua mata lawan bicara.
•  Bermainlah dengan suara dan kata-kata. 
Bicaralah dengan jelas. Jangan tergesa-gesa. Atur kecepatan suara sesuai kondisi peserta. Beri jeda (diam sejenak). Kalau perlu ulangi kata-kata yang penting. Selain itu, beri tekanan dan nada yang bervariasi.
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright cobacoba 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all